reaksi substitusi dan eliminasi kimia organik





B. REAKSI ELIMINASI
           Eliminasi artinya pelepasan atau penghilangan. Reaksi eliminasi dapat dianggap kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi ini, dua atom atau gugus yang masing-masing terikat pada dua buah atom C yang letaknya berdampingan dilepaskan oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan rangkap. Reaksi ini hanya dapat berlangsung bila ada zat yang menarik molekul yang akan dieliminasi. Reaksi eliminasi digunakan untuk membuat senyawa-senyawa alkena dan alkuna. Sebaga contoh adalah reaksi pembuatan etena dari etanol.
Reaksi Eliminasi adalah suatu jenis reaksi organik dimana dua substituen dilepaskan dari sebuah molekul baik dalam  satu atau dua langkah mekanisme, atau dapat disebut juga penyingkiran atau penghilangan beberapa atom yang terjadi pada suatu senyawa. Pada reaksi ini senyawa yang berikatan tunggal berubah menjadi ikatan rangkap.
Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2. Sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa symbol angka pada huruf E (yang berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.
 



 
Reaksi E1
Reaksi E1 adalah reaksi eliminasi dimana suatu karbokation (suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi, yang dengan segera bereaksi lebih lanjut) dapat memberikan sebuah proton kepada suatu basa dan menghasilkan sebuah alkena. Pada reaksi SN1, salah satu cara karbokation mencapai produk yang stabil ialah dengan bereaksi dengan sebuah nukleofil.
Karbokation adalah suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi. Karbokation memberikan kepada basa sebuah proton dalam reaksi eliminasi, dalam hal ini reaksi E1 menjadi sebuah alkena.
Mekanisme E1
Tahap 1 (lambat)
Pertama dalam reaksi eliminasi adalah tahap lambat dan merupakan tahap penentu laju dari reaksi keseluruhan. Suatu reaksi E1 yang khas menunjukkan kinetika order-pertama, dengan laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi alkil halide saja.
 
 
Tahap 2 (cepat)
Dalam tahap dua reaksi eliminasi, basa itu merebut sebuah proton dari sebuah atom karbon yang terletak berdampingan dengan karbon positif. Elektron ikatan sigma karbon hidrogen bergeser ke arah muatan positif, karbon itu mengalami
Rehibridisasi dari keadaan sp3 ke keadaan sp2, dan terbentuklah alkena.
Karena suatu reaksi E1 berlangsung lewat zat antara karbokation, maka tidak mengherankan bahwa alkil halida tersier lebih cepat daripada alkil halida lain.
REAKSI E2
Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa kuat, seperti OH dan OR, dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3 dalam etanol.
Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction) yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
  1. Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
  2. Elektron-elektron C-H membentuk ikatan pi
  3. Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.
Perhatikan gambar :
 
Persamaan diatas menunjukkan mekanisme, dengan anak panah bengkok menyatakan “pendorongan elektron” (electron-pushing).
Dalam reaksi E2, seperti dalam reaksi E1, alkil halida tersier bereaksi paling cepat dan alkil halida primer paling lambat. (Bila diolah dengan suatu basa, alkil halide primer biasanya begitu mudah bereaksi substitusi, sehingga sedikit alkena terbentuk)

Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
E1
1.    membentuk karbokation
2.    karbokation memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena
3.    basa merebut proton dari atom C (beta, C yang berdampingan dengan C+)
E2
1.    nukleofil langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus pergi
2.    tidak terjadi pembentukan karbokation
3.    pembentukan secara serempak
Perbandingan E1 dan E2
E1
terjadi pada:
1.    konsentrasi basa rendah
2.    dengan pelarut basa
3.    dengan substrat tersier dan beresonansi (alkil halida)
E2
terjadi pada:
1.    pada basa kuat dengan konsentrasi tinggi
·         Alkil halida+basa kuat+panas à E2
·         Alkil halida+asam kuat+panas àE1
·         Alkohol+asam kuat+panas à E1

Permasalahan: mengapa reaksi substitusi  umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh)?


Komentar

  1. Mengapa dari paparan anda di atas yaitu 'Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, tolong jelaskan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam upaya menjelaskan sifat-sifat kimia benzena, sejumlah ahli kimia mencoba menggambarkan rumus strukturnya. Dari beberapa rumus struktur yang diusulkan oleh para ahli tersebut ternyata hanya rumus struktur yang diusulkan oleh Kekule yang paling mendekati sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena. Oleh Kekule (tahun 1872), struktur benzena digambarkan sebagai cincin beranggota enam (heksagon) dengan tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling. Keberatan utama terhadap rumus benzena yang diusulkan Kekule adalah ketidakmampuannya menjelaskan mengapa benzena tidak menunjukkan sifat-sifat kimia seperti alkena sebagaimana yang diperlihatkan oleh ketiga ikatan rangkap dalam strukturnya. Menurut model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari dua struktur penyumpang yang ekivalen, yang masing-masing adalah struktur benzena menurut Kekule. Hibrida resonansi tersebut lebih stabil daripada masing-masing struktur penyumbangnya.

      Hapus
    2. Dalam upaya menjelaskan sifat-sifat kimia benzena, sejumlah ahli kimia mencoba menggambarkan rumus strukturnya. Dari beberapa rumus struktur yang diusulkan oleh para ahli tersebut ternyata hanya rumus struktur yang diusulkan oleh Kekule yang paling mendekati sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena. Oleh Kekule (tahun 1872), struktur benzena digambarkan sebagai cincin beranggota enam (heksagon) dengan tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling. Keberatan utama terhadap rumus benzena yang diusulkan Kekule adalah ketidakmampuannya menjelaskan mengapa benzena tidak menunjukkan sifat-sifat kimia seperti alkena sebagaimana yang diperlihatkan oleh ketiga ikatan rangkap dalam strukturnya. Menurut model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari dua struktur penyumpang yang ekivalen, yang masing-masing adalah struktur benzena menurut Kekule. Hibrida resonansi tersebut lebih stabil daripada masing-masing struktur penyumbangnya.

      Hapus
  2. Apakah maksud dari reaksi serempak (concerted reaction) pada mekanisme rekasi E2?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa kuat, seperti –OH dan –OR, dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3 dalam etanol.
      Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction) yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
      Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
      Elektron-elektron C-H membentuk ikatan pi
      Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.

      Hapus
    2. Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa kuat, seperti –OH dan –OR, dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3 dalam etanol.
      Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction) yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
      Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
      Elektron-elektron C-H membentuk ikatan pi
      Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.

      Hapus
  3. Assalaamu'alaikum indah, saya inginpbertanya, apa yang membedakan antara reaksi E1 dan E2 pada reaksi eliminasi? Dan tolong berikan contohnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2. Sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa symbol angka pada huruf E (yang berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.

      Hapus
    2. Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2. Sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa symbol angka pada huruf E (yang berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.

      Hapus
  4. Assalaamu'alaikum indah, saya inginpbertanya, apa yang membedakan antara reaksi E1 dan E2 pada reaksi eliminasi? Dan tolong berikan contohnya

    BalasHapus
  5. assalamualaikum apakah ada perbedaan lain antara E1 dengan E2?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
      E1
      1. membentuk karbokation
      2. karbokation memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena
      3. basa merebut proton dari atom C (beta, C yang berdampingan dengan C+)
      E2
      1. nukleofil langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus pergi
      2. tidak terjadi pembentukan karbokation
      3. pembentukan secara serempak
      Perbandingan E1 dan E2
      E1
      terjadi pada:
      1. konsentrasi basa rendah
      2. dengan pelarut basa
      3. dengan substrat tersier dan beresonansi (alkil halida)
      E2
      terjadi pada:
      1. pada basa kuat dengan konsentrasi tinggi
      · Alkil halida+basa kuat+panas à E2
      · Alkil halida+asam kuat+panas àE1
      · Alkohol+asam kuat+panas à E1

      Hapus
    2. Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
      E1
      1. membentuk karbokation
      2. karbokation memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena
      3. basa merebut proton dari atom C (beta, C yang berdampingan dengan C+)
      E2
      1. nukleofil langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus pergi
      2. tidak terjadi pembentukan karbokation
      3. pembentukan secara serempak
      Perbandingan E1 dan E2
      E1
      terjadi pada:
      1. konsentrasi basa rendah
      2. dengan pelarut basa
      3. dengan substrat tersier dan beresonansi (alkil halida)
      E2
      terjadi pada:
      1. pada basa kuat dengan konsentrasi tinggi
      · Alkil halida+basa kuat+panas à E2
      · Alkil halida+asam kuat+panas àE1
      · Alkohol+asam kuat+panas à E1

      Hapus
  6. Mengapa reaksi substitusi dapat terjadi hanya pada atom karbon jenuh atau tak jenuh saja??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

      – Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.

      Hapus
    2. Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

      – Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.

      Hapus
  7. selamat malam indah, setelah membaca postingan anda saya ingin bertanya, apa yang menyebabkan alkil halida tersier bereaksi lebih cepat di bangdingkan dengan alkil halida primer? jelaskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ikatan C-X (karbon-halogen) : overlap antara orbital hibrid sp3C dengan orbital halogen à C mempunyai geometri tetrahedral dengan sudut ikatan ±109o.



      Halogen lebih elektronegatif dibanding karbon:
      à Ikatan C – X akan terpolarisasi: elektron ikatan ditarik lebih ke arah halogen (x) dibanding ke arah karbon (c)‏
      à Karbon bermuatan positif parsial (d+) dan halogen negatif parsial (d-)‏

      d+ d-

      C X

      Karena atom karbon terpolarisasi positif, maka alkil halida adalah suatu elektrofil.

      ELEKTROFIL (= suka elektron) : yaitu suatu reagen yang miskin elektron (electron-poor) dan dapat membentuk ikatan dengan menerima sepasang elektron dari suatu reagen yang kaya elektron(elektron-rich-reagent).

      Hapus
    2. Ikatan C-X (karbon-halogen) : overlap antara orbital hibrid sp3C dengan orbital halogen à C mempunyai geometri tetrahedral dengan sudut ikatan ±109o.



      Halogen lebih elektronegatif dibanding karbon:
      à Ikatan C – X akan terpolarisasi: elektron ikatan ditarik lebih ke arah halogen (x) dibanding ke arah karbon (c)‏
      à Karbon bermuatan positif parsial (d+) dan halogen negatif parsial (d-)‏

      d+ d-

      C X

      Karena atom karbon terpolarisasi positif, maka alkil halida adalah suatu elektrofil.

      ELEKTROFIL (= suka elektron) : yaitu suatu reagen yang miskin elektron (electron-poor) dan dapat membentuk ikatan dengan menerima sepasang elektron dari suatu reagen yang kaya elektron(elektron-rich-reagent).

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK

alkohol, eter, dan senyawanya

tugas terstruktur 3