reaksi substitusi dan eliminasi kimia organik
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
A. Reaksi
Substitusi
Reaksi substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus
yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul
yang bereaksi. Reaksi substitusi dapat terjadi pada atom karbon jenuh atau tak
jenuh.
a.
Reaksi substitusi nukleofilik
Pada reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang diganti
mempunyai
elektronegativitas
lebih besar dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah suatu nukleofil, baik
nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negatif.
b.
Reaksi substitusi elektrofilik
Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul
tersebut benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun
ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon
tidak jenuh. Beberapa perbedaan sifat benzena dengan senyawa hidrokarbon tidak
jenuh adalah diantaranya bahwa benzena tidak mengalami
reaksi
adisi melainkan mengalami reaksi substitusi. Pada umumnya reaksi yang terjadi
terhadap molekul benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik, hal ini
disebabkan karena benzena merupakan molekul yang kaya electron.
Ada 4 macam reaksi substitusi
elektrofilik terhadap senyawa aromatik,yaitu :
Reaksi substitusi
merupakan
reaksi yang melibatkan penggantian atom/gugus atom pada molekul dengan
atom/gugus atom lainnya. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh
(tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh). Pada reaksi halogenasi alkana, atom
hidrogen yang terikat pada atom C senyawa alkana digantikan dengan atom
halogen. Ketika campuran metana dan klorin dipanaskan hingga 100°C atau radiasi
oleh sinar UV maka akan dihasilkan senyawa klorometana, seperti reaksi berikut.
CH4(g)
+ Cl2(g) →
CH3Cl(g) + HCl(g)
Reaksi pembentukan haloalkana:
reaksi alkana dengan halogen
R - H + X2
--> R - X + H - X
Contoh:
CH3 - H + Cl2
--> CH3 - Cl + HCl
Reaksi substitusi atom H pada
alkohol dengan logam reaktif (Na, K)
atom H pada
gugus - OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
R - OH + Na
--> R - ONa + H2
Contoh:
2 C2H5
- OH + 2 Na --> 2 C2H5 - ONa + H2
Reaksi alkoksi alkana (eter) dengan
PCl5 menghasilkan haloalkana
R - O - R’ +
PCl5 --> R - Cl + R’ - Cl + POCl3
Contoh:
CH3
- O - CH3 + PCl5 --> CH3Cl + CH3Cl
+POCl3
R - OH + R’
- COOH --> R’ - COOR + H - OH
Contoh
CH3
- OH + CH3 - COOH --> CH3 - COOCH3 + H2O
B. REAKSI ELIMINASI
Eliminasi artinya pelepasan atau penghilangan. Reaksi
eliminasi dapat dianggap kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi ini, dua atom
atau gugus yang masing-masing terikat pada dua buah atom C yang letaknya
berdampingan dilepaskan oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan
rangkap. Reaksi ini hanya dapat berlangsung bila ada zat yang menarik molekul
yang akan dieliminasi. Reaksi eliminasi digunakan untuk membuat senyawa-senyawa
alkena dan alkuna. Sebaga contoh adalah reaksi pembuatan etena dari etanol.
Reaksi Eliminasi adalah suatu jenis reaksi organik dimana dua
substituen dilepaskan dari sebuah molekul baik dalam satu atau dua
langkah mekanisme, atau dapat disebut juga penyingkiran atau penghilangan
beberapa atom yang terjadi pada suatu senyawa. Pada reaksi ini senyawa yang
berikatan tunggal berubah menjadi ikatan rangkap.
Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2. Sedangkan reaksi dua
langkah disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa symbol angka pada huruf E
(yang berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1
menyatakan kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.
Reaksi E1
Reaksi E1 adalah reaksi eliminasi dimana suatu
karbokation (suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi, yang dengan
segera bereaksi lebih lanjut) dapat memberikan sebuah proton kepada suatu basa
dan menghasilkan sebuah alkena. Pada reaksi SN1, salah satu cara
karbokation mencapai produk yang stabil ialah dengan bereaksi dengan sebuah
nukleofil.
Karbokation adalah suatu zat antara yang tak stabil
dan berenergi tinggi. Karbokation memberikan kepada basa sebuah proton dalam
reaksi eliminasi, dalam hal ini reaksi E1 menjadi sebuah alkena.
Mekanisme E1
Tahap 1 (lambat)
Pertama dalam
reaksi eliminasi adalah tahap lambat dan merupakan tahap penentu laju dari
reaksi keseluruhan. Suatu reaksi E1 yang khas menunjukkan kinetika
order-pertama, dengan laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi alkil
halide saja.
Tahap 2 (cepat)
Dalam tahap dua reaksi eliminasi, basa itu merebut
sebuah proton dari sebuah atom karbon yang terletak berdampingan dengan karbon
positif. Elektron ikatan sigma karbon hidrogen bergeser ke arah muatan positif,
karbon itu mengalami
Rehibridisasi dari keadaan sp3 ke
keadaan sp2, dan terbentuklah alkena.
Karena suatu
reaksi E1 berlangsung lewat zat antara karbokation, maka tidak mengherankan
bahwa alkil halida tersier lebih cepat daripada alkil halida lain.
REAKSI E2
Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi
eliminasi alkil halida yang paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung
dominan bila digunakan basa kuat, seperti –OH dan –OR,
dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan
alkil halida dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3
dalam etanol.
Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation
sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concerted
reaction) yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
- Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
- Elektron-elektron C-H membentuk ikatan pi
- Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.
Persamaan diatas menunjukkan mekanisme,
dengan anak panah bengkok menyatakan “pendorongan elektron” (electron-pushing).
Dalam reaksi E2, seperti dalam reaksi E1,
alkil halida tersier bereaksi paling cepat dan alkil halida primer paling
lambat. (Bila diolah dengan suatu basa, alkil halide primer biasanya begitu
mudah bereaksi substitusi, sehingga sedikit alkena terbentuk)
Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
E1
E1
terjadi pada:
terjadi pada:
Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
E1
1.
membentuk
karbokation
2.
karbokation
memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena
3.
basa merebut
proton dari atom C (beta, C yang berdampingan dengan C+)
E2
1.
nukleofil
langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus pergi
2.
tidak terjadi
pembentukan karbokation
3.
pembentukan
secara serempak
Perbandingan E1 dan E2E1
terjadi pada:
1.
konsentrasi
basa rendah
2.
dengan
pelarut basa
3.
dengan
substrat tersier dan beresonansi (alkil halida)
E2 terjadi pada:
1.
pada basa
kuat dengan konsentrasi tinggi
·
Alkil
halida+basa kuat+panas à E2
·
Alkil
halida+asam kuat+panas àE1
·
Alkohol+asam
kuat+panas à E1
Permasalahan: mengapa reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh)?
Permasalahan: mengapa reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh)?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mengapa dari paparan anda di atas yaitu 'Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, tolong jelaskan?
BalasHapusDalam upaya menjelaskan sifat-sifat kimia benzena, sejumlah ahli kimia mencoba menggambarkan rumus strukturnya. Dari beberapa rumus struktur yang diusulkan oleh para ahli tersebut ternyata hanya rumus struktur yang diusulkan oleh Kekule yang paling mendekati sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena. Oleh Kekule (tahun 1872), struktur benzena digambarkan sebagai cincin beranggota enam (heksagon) dengan tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling. Keberatan utama terhadap rumus benzena yang diusulkan Kekule adalah ketidakmampuannya menjelaskan mengapa benzena tidak menunjukkan sifat-sifat kimia seperti alkena sebagaimana yang diperlihatkan oleh ketiga ikatan rangkap dalam strukturnya. Menurut model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari dua struktur penyumpang yang ekivalen, yang masing-masing adalah struktur benzena menurut Kekule. Hibrida resonansi tersebut lebih stabil daripada masing-masing struktur penyumbangnya.
HapusDalam upaya menjelaskan sifat-sifat kimia benzena, sejumlah ahli kimia mencoba menggambarkan rumus strukturnya. Dari beberapa rumus struktur yang diusulkan oleh para ahli tersebut ternyata hanya rumus struktur yang diusulkan oleh Kekule yang paling mendekati sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena. Oleh Kekule (tahun 1872), struktur benzena digambarkan sebagai cincin beranggota enam (heksagon) dengan tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling. Keberatan utama terhadap rumus benzena yang diusulkan Kekule adalah ketidakmampuannya menjelaskan mengapa benzena tidak menunjukkan sifat-sifat kimia seperti alkena sebagaimana yang diperlihatkan oleh ketiga ikatan rangkap dalam strukturnya. Menurut model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari dua struktur penyumpang yang ekivalen, yang masing-masing adalah struktur benzena menurut Kekule. Hibrida resonansi tersebut lebih stabil daripada masing-masing struktur penyumbangnya.
HapusApakah maksud dari reaksi serempak (concerted reaction) pada mekanisme rekasi E2?
BalasHapusReaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa kuat, seperti –OH dan –OR, dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3 dalam etanol.
HapusReaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction) yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
Elektron-elektron C-H membentuk ikatan pi
Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.
Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa kuat, seperti –OH dan –OR, dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3 dalam etanol.
HapusReaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction) yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
Elektron-elektron C-H membentuk ikatan pi
Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.
Assalaamu'alaikum indah, saya inginpbertanya, apa yang membedakan antara reaksi E1 dan E2 pada reaksi eliminasi? Dan tolong berikan contohnya
BalasHapusReaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2. Sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa symbol angka pada huruf E (yang berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.
HapusReaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2. Sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa symbol angka pada huruf E (yang berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.
HapusAssalaamu'alaikum indah, saya inginpbertanya, apa yang membedakan antara reaksi E1 dan E2 pada reaksi eliminasi? Dan tolong berikan contohnya
BalasHapusassalamualaikum apakah ada perbedaan lain antara E1 dengan E2?
BalasHapusPerbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
HapusE1
1. membentuk karbokation
2. karbokation memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena
3. basa merebut proton dari atom C (beta, C yang berdampingan dengan C+)
E2
1. nukleofil langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus pergi
2. tidak terjadi pembentukan karbokation
3. pembentukan secara serempak
Perbandingan E1 dan E2
E1
terjadi pada:
1. konsentrasi basa rendah
2. dengan pelarut basa
3. dengan substrat tersier dan beresonansi (alkil halida)
E2
terjadi pada:
1. pada basa kuat dengan konsentrasi tinggi
· Alkil halida+basa kuat+panas à E2
· Alkil halida+asam kuat+panas àE1
· Alkohol+asam kuat+panas à E1
Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
HapusE1
1. membentuk karbokation
2. karbokation memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena
3. basa merebut proton dari atom C (beta, C yang berdampingan dengan C+)
E2
1. nukleofil langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus pergi
2. tidak terjadi pembentukan karbokation
3. pembentukan secara serempak
Perbandingan E1 dan E2
E1
terjadi pada:
1. konsentrasi basa rendah
2. dengan pelarut basa
3. dengan substrat tersier dan beresonansi (alkil halida)
E2
terjadi pada:
1. pada basa kuat dengan konsentrasi tinggi
· Alkil halida+basa kuat+panas à E2
· Alkil halida+asam kuat+panas àE1
· Alkohol+asam kuat+panas à E1
Mengapa reaksi substitusi dapat terjadi hanya pada atom karbon jenuh atau tak jenuh saja??
BalasHapusBerdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
Hapus– Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
Hapus– Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
selamat malam indah, setelah membaca postingan anda saya ingin bertanya, apa yang menyebabkan alkil halida tersier bereaksi lebih cepat di bangdingkan dengan alkil halida primer? jelaskan.
BalasHapusIkatan C-X (karbon-halogen) : overlap antara orbital hibrid sp3C dengan orbital halogen à C mempunyai geometri tetrahedral dengan sudut ikatan ±109o.
Hapus↓
Halogen lebih elektronegatif dibanding karbon:
à Ikatan C – X akan terpolarisasi: elektron ikatan ditarik lebih ke arah halogen (x) dibanding ke arah karbon (c)
à Karbon bermuatan positif parsial (d+) dan halogen negatif parsial (d-)
d+ d-
C X
Karena atom karbon terpolarisasi positif, maka alkil halida adalah suatu elektrofil.
ELEKTROFIL (= suka elektron) : yaitu suatu reagen yang miskin elektron (electron-poor) dan dapat membentuk ikatan dengan menerima sepasang elektron dari suatu reagen yang kaya elektron(elektron-rich-reagent).
Ikatan C-X (karbon-halogen) : overlap antara orbital hibrid sp3C dengan orbital halogen à C mempunyai geometri tetrahedral dengan sudut ikatan ±109o.
Hapus↓
Halogen lebih elektronegatif dibanding karbon:
à Ikatan C – X akan terpolarisasi: elektron ikatan ditarik lebih ke arah halogen (x) dibanding ke arah karbon (c)
à Karbon bermuatan positif parsial (d+) dan halogen negatif parsial (d-)
d+ d-
C X
Karena atom karbon terpolarisasi positif, maka alkil halida adalah suatu elektrofil.
ELEKTROFIL (= suka elektron) : yaitu suatu reagen yang miskin elektron (electron-poor) dan dapat membentuk ikatan dengan menerima sepasang elektron dari suatu reagen yang kaya elektron(elektron-rich-reagent).